Benteng Kuto Panji Belinyu, atau yang lebih dikenal sebagai Benteng Belinyu, adalah sebuah benteng peninggalan sejarah yang terletak di Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Benteng ini memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, yang terkait dengan perjuangan masyarakat Bangka melawan penjajahan kolonial.
Pada abad ke-18, Bangka merupakan salah satu daerah yang kaya akan sumber daya alam, terutama timah. Hal ini menarik perhatian bangsa Eropa, terutama Belanda, yang ingin menguasai daerah ini. Pada tahun 1717, Belanda mendirikan sebuah benteng di Belinyu, yang kemudian dikenal sebagai Benteng Kuto Panji.
Benteng ini dibangun dengan tujuan untuk mengontrol perdagangan timah di daerah Bangka dan untuk melindungi kepentingan Belanda dari serangan-serangan yang dilakukan oleh masyarakat lokal. Namun, masyarakat Bangka tidak menerima kehadiran Belanda dan benteng ini dengan baik.
Pada tahun 1820-an, masyarakat Bangka dipimpin oleh seorang pemimpin lokal bernama Depati Amir, melakukan perlawanan terhadap Belanda. Perlawanan ini dikenal sebagai Perang Bangka. Benteng Kuto Panji menjadi salah satu target serangan masyarakat Bangka.
Pada tahun 1824, masyarakat Bangka berhasil merebut benteng ini dari tangan Belanda. Namun, Belanda tidak menyerah dan terus melakukan serangan-serangan untuk merebut kembali benteng ini. Pada tahun 1825, Belanda berhasil merebut kembali benteng ini dan menghancurkannya.
Setelah Perang Bangka berakhir, benteng ini dibangun kembali oleh Belanda pada tahun 1830-an. Namun, kali ini benteng ini dibangun dengan tujuan untuk mengontrol dan mengawasi masyarakat Bangka, bukan untuk melindungi kepentingan Belanda.
Saat ini, Benteng Kuto Panji Belinyu merupakan salah satu situs sejarah yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Benteng ini menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Bangka melawan penjajahan kolonial dan merupakan salah satu destinasi wisata sejarah yang populer di Bangka Belitung.
0 Komentar